Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus melanda industri teknologi, termasuk Microsoft. Terbaru, perusahaan ini kembali memangkas sejumlah karyawan di berbagai departemen.
Pada awal 2024, Microsoft telah merumahkan 1.900 karyawan. Sebelumnya, pada 2023, perusahaan perangkat lunak ini juga mengumumkan pemecatan 10.000 karyawan.
Yang membedakan PHK kali ini adalah, Microsoft menegaskan bahwa mereka memilih karyawan yang diberhentikan berdasarkan kinerja, bukan hanya alasan lainnya.
Menurut juru bicara Microsoft melalui email kepada CNBC International, "Di Microsoft, kami berfokus pada talenta yang memiliki performa tinggi. Kami selalu mendukung karyawan untuk belajar dan berkembang. Namun, jika seorang karyawan tidak menunjukkan kinerja yang diharapkan, kami akan mengambil langkah yang tepat," ujarnya.
Dampak PHK kali ini diperkirakan akan mempengaruhi kurang dari 1% dari total karyawan Microsoft, yang tercatat sebanyak 228.000 orang per Juni 2024.
Meskipun Microsoft memiliki margin penghasilan hampir 38% dan mendekati rekor tertinggi sejak awal 2000-an, kinerja saham perusahaan ini tidak secerah beberapa perusahaan lainnya. Sepanjang 2024, saham Microsoft naik 12%, sementara Nasdaq mencatatkan kenaikan 29%.
Pada awal 2025, hubungan antara Microsoft dan OpenAI dilaporkan mengalami ketegangan. Microsoft sebelumnya telah menginvestasikan lebih dari US$13 miliar untuk mendukung OpenAI, pengembang teknologi AI di balik layanan populer ChatGPT. Investasi ini turut membantu meningkatkan kapitalisasi pasar Microsoft, yang melampaui US$3 triliun pada tahun lalu.
Namun, pada pertengahan tahun 2024, Microsoft menambahkan OpenAI dalam daftar kompetitornya. CEO Microsoft, Satya Nadella, menyebutkan adanya "ketegangan kerja sama" dalam hubungan perusahaan dengan OpenAI saat berbicara dalam sebuah podcast yang dirilis bulan lalu.
Social Plugin